Jembatan Kahayan

Siapa bilang Jembatan hanya sebagai Alat penyebrangan?
Jika berkunjung ke kota cantik Palangkaraya, mari mampir ke jembatan penyebrangan yang satu ini. Karena terbentang diatas sungai kahayan, maka jembatan ini dinamakan dengan jembatan Kahayan. Dulu jembatan ini menurut Rakyat Borneo Sekitar pernah runtuh. Namun dibangun kembali dengan sangat kokoh.

Gambar : Isek Mbuhen?

Jembatan ini, dimanfaatkan Rakyat Borneo Kota Palangkaraya sebagai tempat rekreasi. Siang hingga malam anda bisa mengunjungi tempat ini, karena pasti akan selalu ramai. Jika bosan sekedar menikmati Sungai Kahayan dari atas Jembatan. Dibawah, anda akan merasakan hal berbeda dengan bermain air dibawah jembatan. Disuguhi beberapa jajanan dan gorengan yang bisa anda nikmati. Hmm... Uniknya gorengan disini, anda tidak menikmati gorengan tersebut secara bulat-bulat seperti Bakwan, Tahu Isi dan Tempe. Terlebih Dahulu, gorengan tersebut akan di cincang dan dikuahi pates.

Disebrang Kota Palangkaraya, masih kawasan jembatan kahayan. Anda bisa menikmati jagung bakar yang pasti nya juga nikmat. Jika pada musim kemarau tiba, air sungai akan dangkal dan timbul lah pasir-pasir putih membentuk sebuah pantai, warga sekitar menyebutnya dengan Busung.

Gambar : Isek Mbuhen?

Dimalam hari, suasana tampak berubah. Jika disiang hari banyak anggota keluarga yang berkunjung. Kini muda-mudi Borneo Kota Palangkaraya menyerbu tempat ini. Itu dikarenakan suasana romantis yang ditimbulkan oleh sorot-sorot lampu jembatan Kahayan ini. Jika berkesempatan berkunjung kesini, Mari nikmati suasananya bersama Rakyat Borneo Kota Palangkaraya.
Selanjutnya - Jembatan Kahayan

Pantai Jodoh

Pantai, jika mendengar kata ini mungkin anda telah membayang kan hamparan laut yang luas dan pasir putih yang lembut. Namun bukan bagi pantai yang satu ini, terletak dipinggir sungai Martapura dan menjadi sarana nongkrong anak-anak muda Rakyat Borneo Kota Banjarmasin.

Pantai yang satu ini di sebut Rakyat Borneo Sekitar dengan pantai Jodoh. Mungkin nama ini diambil karena banyak pasangan yang lagi pacaran atau si jomblo yang lagi berburu pasangan sejati ditempat ini.

Gambar : Qori

Bukan sekedar tempat nongkrong pasangan muda-mudi saja. Tempat ini bisa dimanfaat anak muda lain nya untuk latihan skate board dan tari kejang yang lebih menghidupkan suasana setempat. Selain iti pula, karena tempatnya yang lumayan cantik sering pula digunakan untuk foto-foto para pengantin baru atau sekedar memancing ikan di sungai Martapura.

Diacara tertentu, seperti acara yang berlangsung di sungai tempat ini menjadi sasaran. Sedangkan saat bulan Ramadhan tiba. Serbuan masyarakat lebih banyak karena perubahan fungsi menjadi pasar Wadai (pasar kue dalam bahasa banjar).
Selanjutnya - Pantai Jodoh

Cafe-Cafe Torotoar

Bingung mencari tempat kuliner bagi muda-mudi Rakyat Borneo Kota Palangkaraya?
Sekarang, jika berkunjung kekota ini mari kita menuju bilangan yosudarso yang salah satu cabang dari Bundaran Besar Kota Palangkaraya. Torotoar yang tampak indah dan bersih disiang hari, berubah fungsi menjadi cafe-cafe tenda dimalam hari.

gambar : isek mbuhen

Dari arah Bundaran Besar, Sebelah kiri badan jalan berjajar jajanan malam seperti Seafood dan berbagai makanan jenis Indonesia. Sedangkan sebelah kanan nya ialah makanan-makanan ringan, minuman serta STMJ.

Cafe-cafe ini ternyata memberi kehidupan kota sepi ini ketikan dimalam hari, dengan penataan lokasi pembagian pendirian tenda cafe yang terkihat rapi dan bersih. Jika anda mampir ketempat ini, mungkin lebih banyak cafe tersebut menawarkan minuman STMJ. Sehingga masyarakat setempat menyebut cafe-cafe bilangan jalan yosudarso ini dengan STMJ.

Karena tempat ini memang favourite Rakyat Borneo kota palangkaraya, Lokasi Parkir STMJ hanya dipenuhi remaja, sedangkan pada bagian Seafood atau kuliner lainnya kebanyakan terisi oleh Orang dewasa atau keluarga yang ingin ingin menikmati makan malam.

Cafe-cafe torotoar ini, mirip sekali dengan foodcurt. Banyak pilihan, dan harus menyusuri sepanjang jalan Yosudarso untuk memilih sesuai selera. nah, kalau banyak bicara tentang makanan, jadi lapar nih....
Selanjutnya - Cafe-Cafe Torotoar

Bundaran Besar Palangkaraya

Bundaran Besar, mungkin ini adalah sarana induk bagi Rakyat Borneo kota Palangkaraya. Dimana, Sarana Kota ini selalu berfungsi dan tak pernah kunjung sepi oleh masyarakat kota Palangkaraya. Dipagi hari, sarana kota yanhg satu ini dimanfaatkan masyarakat sekitar dengan berolahraga atau jogging. Agak ketengah hari suasana mulai berubah, selain dipadati kendaraan yang lewat, tak jarang aksi-aksi demo hingga tempat pengumpulan dana bagi bencana alam atau kegiatan lainnya di gelar disini. Pada Sore hari, Sarana ini kembali dimanfaatkan masyarakat untuk jogging, sekedar jalan atau nongkrong bareng bagi pemuda Rakyat Borneo Palangkaraya.

gambar : isek mbuhen

Selain itu, bermain sepak bola dan voli atau permainan lapangan juga sering, walau bukan seperti lapangan yang dikehendaki. Namun, inilah permainan-permainan yang meramaikan suasana sore Bundaran Besar Kota Palangkaraya.

Ditepi jalan, anda juga dapat melihat anak muda memarkir sepeda motornya ketika sore hari. Bukan sebagai pangkalan ojek, tapi muda-mudi rakyat borneo yang sedang menikmati sore bersama teman sekelompoknya.

Keunikkan Bundaran Besar bagi saya ialah, memiliki sebuah tunggu setinggi 17 meter, 8 jalan menuju tugu dan 45 Meter jarak antara kedelapan jalan tersebut yang menyatakan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Jika ada kegiatan pemerintahan, konser, festival dan beberapa hal yang menyangkut hiburan bagi Rakyat Borneo kota Palangkaraya, tempat ini pasti masuk kedalam daftar pilihan. Dan setiap malam minggu tiba, sarana ini dirubah menjadi pasar malam kota Palangkaraya.

Demikian dulu artikel ini, sampai jumpa pada artikel Rakyat Borneo Selanjutnya....
Selanjutnya - Bundaran Besar Palangkaraya

Suku Dayak

Suku Dayak terbagi dalam 7 suku besar, dan terbagi lagi dalam 18 suku kecil, dan terbagi lagi dalam 405 suku kekeluargaan/sedatuk. Pembagiannya adalah :
  1. Dayak Ngaju (terdiri dari 4 suku kecil dan 90 suku sedatuk).
  2. Dayak Ngaju (terbagi dalam 53 suku sedatuk).
  3. Dayak Ma`anyan (terbagi dalam 8 suku sedatuk).
  4. Dayak Dusun (terbagi dalam 8 suku sedatuk).
  5. Dayak Lawangan (terbagi dalam 21 suku sedatuk).
  6. Dayak Apu Kayan (terdiri dari 3 suku kecil dan 60 suku sedatuk).
  7. Dayak Kenya (terbagi dalam 24 suku sedatuk).
  8. Dayak Kayan (terbagi dalam 10 suku sedatuk).
  9. Dayak Bahau (terbagi dalam 26 suku sedatuk).
  10. Dayak Iban dan Heban (terbagi dalam 11 suku sedatuk).
  11. Dayak Klemantan atau Dayak Darat (terdiri dari 2 suku kecil dan 87 suku sedatuk).
  12. Dayak Klemantan (terbagi dalam 47 suku sedatuk).
  13. Dayak Ketungau (terbagi dalam 40 suku sedatuk).
  14. Dayak Murut (terdiri dari 3 suku kecil dan 44 suku sedatuk).
  15. Dayak Murut (terbagi dalam 28 suku sedatuk).
  16. Dayak Idaan (terbagi dalam 6 suku sedatuk).
  17. Dayak Tidung (terbagi dalam 10 suku sedatuk).
  18. Dayak Punan (terdiri dari 4 suku kecil dan 52 suku sedatuk).
  19. Dayak Basap (terbagi dalam 20 suku sedatuk).
  20. Dayak Punan (terbagi dalam 24 suku sedatuk).
  21. Dayak Ot (terbagi dalam 5 suku sedatuk).
  22. Dayak Bukat (terbagi dalam 3 suku sedatuk).
  23. Dayak Ot Danum (terdiri dari 61 suku sedatuk).
gambar : Cara bermusik, sumber : isek mbuhen?

Selanjutnya - Suku Dayak